Selasa, 21 Februari 2012

INDAHNYA DESAKU SINDANGWANGI

Setiap kali saudara-saudaraku
berlebaran dan
mudik ke
kampung halaman, mereka
sangat senang
sekali. Sebab sambil
bersilaturahim mereka bisa
melihat pemandangan yang
indah di desa. Hamparan
sawah yang luas dengan latar
belakang pegunungan batu di
utara dan gunung Ciremai di
selatan yang berdiri cantik
mempesona. Siapapun akan
memujinya seraya berkata,
“subhanallah”. Maha suci
Allah yang telah menciptakan
alam di desaku yang indah.
Sambil sarapan nasi liwet bekal
dari rumah, di dekat
perkebunan kelapa yang teduh
kita bisa melihat
pemandangan yang sangat
sangat
indah, burung-burung
berkicauan kupu-kupu terbang
menari-nari dan angin yang
sepoi-sepoi, Inilah indahnya
wajah desaku yang tak saya
temui di kota besar seperti
Jakarta.
Para petani sudah turun ke
ladang, dan hamparan sawah
yang luas membuat saya
bersyukur kepada Allah dapat
melihat tempat yang
mempesona ini.
Banyak orang kota datang ke
desa Sindangwangi ini untuk
berlebaran. Menikmati
indahnya kampung
halamannya. Itulah mengapa
banyak orang di kota
memaksakan diri mudik ke
kampung halamannya di saat
lebaran idul fitri. Bukan hanya
sekedar ingin bersilaturahim,
dan saling bermaafan, tetapi
juga merasakan suasana desa
yang menyejukkan hati. Kalau
saja banyak pekerjaan di desa
tentu tidak akan banyak orang
yang urbanisasi ke kota. Perlu
kretivitas kepala
desa/kuwu untuk mampu
memimpin dan
menciptakan lapangan kerja
baru di desa.
Indahnya wajah desaku tak
kalah dengan indahnya desa di
pulau dewata bali. Seandainya
saja pemerintah daerah
mampu mengembangkan
potensi desaku menjadi desa
wisata, pastilah akan ada
lapangan kerja baru untuk
para penduduk di desa.
Mereka bisa melihat langsung
kualitas salak pondoh dari desa
Sindanwangi. Salak adalah
hasil perkebunan dari desa
Sindangwangi yang telah
masuk pasar
tradisional diberbagai kota
termasuk Majalengka,
Kuningan,
dan Cirebon.
Akhirnya indahnya wajah
desaku membuat mereka
(saudara-saudaraku) betah
berlebaran di kampung.
Suasana desa yang
menyejukkan hati membuat
mereka jadi malas pulang ke
kota. Pesona desa
Sindangwangi bagaikan pretty
woman dari
bumi parahiyangan.

1 komentar: